Selasa, 24 Juli 2018

PERJALANAN JENDRAL MUSIK BLACK BROTHERS, THE LEGEND WEST PAPUA

FOTO: Musik Legendaris Orang Melanesia. Black Brothers sebuah Grup asal Papua Barat



Ini Perjalanan Grup Band Legendaris ‘Black Brothers

JAYAPURA — Selama dua tahun sejak 1976-1978, grup band dari timur Indonesia menggemparkan dunia musik nasional, dengan mengeluarkan tujuh album sekaligus. Kala itu, grup band ini dianggap sebagai korban politik, tapi pada kenyataannya mereka hanya fokus berkarya di dunia musik guna menghibur masyarakat, sekaligus mencari jati diri mereka. Inilah perjalanan singkat dari Legenda ‘Black Brothers’.

David Rumagesan menunjukkan album pertama Black Brother

Awalnya, mereka terkumpul pada 1974. Kala itu, belum ada nama Black Brothers, masih bernama Lost Iriantos. Berkumpulnya mereka dari tangan seorang bernama Andy Ayamiseba. Keempat orang itu masing-masing Hengky Sumanti Miratoneng (Hengky MS) sebagai vocal sekaligus gitaris, Benny Bettay bermain bas gitar, Stevie Mambor pada drum dan Yochy Patypeiluhu piawai pada alat musik Keyboard.

Setelah mereka main ke beberapa kota di Irian Jaya (Papua saat ini) ke mana-mana menggunakan nama Lost Iriantos. Lalu, datanglah Grup Panbers ke Jayapura. Saat itu, Lost Iriantos ditunjuk sebagai band pembuka sebelum pertunjukan Panbers. Bertemu dan akrablah dua band itu, Panbers dan Lost Iriantos.

Benny, salah satu personel Panbers memberi motivasi dan saran agar Lost Iriantos ke Jakarta. “Benny Panbers senang dan suka setelah dia dengar lagu ‘Hari Kiamat’ milik kami saat itu, dan jadi dia sarankan kami untuk ke Jakarta. Saat itu, Andy Ayamiseba sudah duluan ke Jakarta. Kami tak tahu di mana rimbanya Andy, kami hanya tahu dia ada di Jakarta,” ujar Yoch

Merantaulah personel Iriantos ke Ibukota Jakarta. Saat itu, Yochy bersama Hengky menggunakan kapal penumpang ke Jakarta. Sayangnya, Benny dan Stevie ketinggalan kapal. Setelah tiba di Jakarta, mereka pun bertemu Andy Ayamiseba dan selanjutnya Benny dan Stevie tiba di Jakarta menggunakan pesawat.

Telah terkumpul empat orang, mereka mencari seorang peniup terompet. Nah, rekan mereka, David, yang saat itu berada di Yogyakarta dipanggil untuk bergabung ke Jakarta, diikuti Amry dari Sorong turut bergabung, lengkaplah mereka berjumlah 6 orang, masing-masing Hengky, Benny, Stevie Mambor, Yochy, Amry dan David. “Saat itu kita mulai dengan nama Black Brothers, bulan April 1976 dan kita dapat kontrak di restauran. Saat itu juga ada orang Cina (Nyoo Ben Seng) masuk lihat kami, itu PT. Irama Tara, belum punya studio,” tutur Yochy.

P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar