Foto: Doc-Pribadi/Fb.
Oleh: Marinus Yaung
Orang inggris itu keturunan bangsa Anglo - Saxon dari wilayah prusia, Eropa daratan. Bangsa Anglo - Saxon yang menciptakan sistem perbudakan di dunia yang di mulai pertama kali di Afrika Barat. Bangsa ini menciptakan sistem perbudakan karena mereka percaya orang - orang kulit hitam diciptakan Tuhan untuk menjadi budak atau pelayan bagi mereka. Doktrin perbudakan mereka didasarkan pada isi kitab kejadian 9 : 25 "..hamba yang paling hina.." adalah status orang kulit hitam yg ditetapkan Tuhan.
Inggris menciptakan sistem perbudakan dari Afrika sampai Pasifik Selatan. Ketika inggris berkuasa di Fiji 10 Oktober 1874, inggris memulai industri perkebunan tebu dan membuat program " blackbird " dgn menculik penduduk di Solomon Island dan Vanuatu untuk dipekerjakan sebagai budak - budak di perkebunan tebunya di Fiji. Tapi karena budak - budak dari Pasifik Selatan terlalu malas kerja dan banyak yang meninggal di perkebunan, inggris menggantikan mereka dgn mendatangkan tenaga budak dari India.
Sejarah bisa membuktikan kepada kita bahwa bangsa Anglo - Saxon ini bangsa yang tdk percaya orang kulit hitam bisa memimpin. Karena itu dlm sejarah Inggris, tdk ada orang kulit hitam yg bisa jadi menteri atau pejabat setingkat menteri. Di Australiapun yg masih keturunan bangsa Anglo - Saxon, tidak satupun orang Aborigin bisa jadi menteri atau pejabat setingkat menteri. Terkecuali di Amerika Serikat, itupun setelah George Walker Bush Jr berkuasa di Gedung Putih, barulah ada orang kulit hitam, Jenderal Collin Powel jadi menteri.
Lalu kemarin di Dewan kota Oxford, bangsa Anglo - Saxon ini memberikan gelar warga kehormatan kota Oxford kepada Benny Wenda dalam thema perayaan " peacefull campaign for democracy " membuat saya mencurigai gelar kehormatan ini bukan untuk kepentingan orang Papua dan ULMWP tapi untuk kepentingan Inggris sendiri yang mulai terganggu hubungan bilateralnya dgn Indonesia krn persoalan Rio Tinto, BP, dan lain - lainnya.
Sudah jadi rahasia umum dalam hubungan internasional bahwa kepentingan politik akan selalu " berselingkuh " dengan kepentingan ekonomi. Orang Papua tdk penting bagi Inggris. Isi perut bumi Papua yang penting bagi Inggris dan koorporasi internasionalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar