Kamis, 21 Maret 2019

PASCA BANJIR BANDANG DI SENTANI PAPUA, TERLIHAT DI POLITISI



Korban Banjir Bandang di Politisi Oleh Elit Menjelang Pilpres dan Pileg, Melalui Sumbangsi Moril maupun Materil. Karena Korban Ndugama diLupakan Mungkin Untuk warga Nduga yang telah mengungsi Hutan Belantara dan sebagian besar laninya mengunsi Ke Wamena (Jayawijaya). Korban Di Ndugama Semua Pihak Melihat Perspektif Politik Papua Merdeka Rakyat Ndugama di Stigma Separatis (OPM)

Semua Pihak Manfaatkan Moment Pasca Fenomena alam yang menewaskan Puluhan Korban Banjir bandang. Sementara Ndugama  Dilupakan oleh Para Elit Politik serta Penguasa (Gubernur Bupati-bupati) Papua Maupun Pemerintah Pusat Pertanyaan Uang muncul di Benak Saya bahwasanya. Ada apa?  Bantuan Rp. 1.000.000.00.;- dari Pemerintah Pusat (Jokowi), apa bedanya Nduga dan Sentani adalah  Masalah Kemunusiaan yang Signifikan.

TNI & POLRI (Kolonial Indonesia) Memanfaatkan Moment untuk menarik perhatian (Sensasi) agar Asumsi Publik POLRI dan TNI humanis, padalahal kenyataan adalah merekalah yang tidak Profesional  dalam menjalan tugas pengawasan dan pengontrolan di kawasan Gunung siclop dan Sekitarnya. 

POLRI & TNI (Kolonial Indonesia) Memprakmatiskan Kasus Pelanggaran Ham di Ndugama Yang kini Berjatuhan korban dan pengunsian besar-besar Ke Kab. JayawiJaya. Polisi Gagal dalam Menilai (HAM) berbelas Sungkawa Yang Sesungguhnya. 

Stop Manfaatkan Moment Pasca Banjir Bandang di Sentani. Sementara Ndugama Di Lupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar