Oleh : JEKSON GOBAI
Otonomi Khusus diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat Papua, untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-besarnya, kemakmuran rakyat Papua.
Secara subtansinya otsus sangat memihak pada kepentingan orang papua, dan mengatur dirinya sendir, namun kenyataannya tidak demikian dengan kenyataan itu.
Perbandingan antara sebelum otsus sangat beda jauh artinya lebih baik sebelum otsus dari pd sesudah otsus pemberian dana RI memang besar tapi, pemberian dana papua terhadap jakarta lebih besar dari pada sebaliknya, hasil sumber daya alam papua bukan saja setor ke jakarta namun, 260 negara juga di kasih makan oleh papua melalui sumber daya alamnya.
Bila semua kita jeli di berikan UU OTSUS 21. bagai bentuk penjajahaan baru. Pemerintah Indonesia menaruh kecurigaan yang besar terhadap rakyat Papua, dampaknya Otsus tidak di implementasikan secara baik dan konsekuen. Uang Otsus hanya di nikmati oleh pejabat Papua dan elit elit politic .
Peraturan daerah khusus yang di buat oleh pemerintah daerah untuk menjaga hak-hak adat masyarakat lokal juga selalu di curigai. Pemerintah selalu beralasan untuk tidak menyetujui Perdasi maupun Perdasus yang sudah di ajukan. Rakyat Papua di anggap manusia yang tidak berguna dan tidak perlu di didik. Makanya esensi dari pada OTSUS tidak menyentuh rakyat.
Rakyat kecil yang seharusnya menikmati dana Otsus tetap terpinggirkan. Betul-betul di buat tidak berdaya. Pemekaraan malah menimbulkan penyakit baru. Banyak uang Otsus di alokasikan untuk membuka daerah pemekaran. Akhirnya lebih banyak uang Otsus di nikmati oleh birokrasi pemerintah dan aparat negara.
Rakyat Papua masih tetap di jajah. Di jajah oleh sistem yang tidak memihak. Sepertinya keadilaan, kejujuran dan kedamaian tidak pernah ada untuk rakyat Papua. Oleh karena itu, ada apa dibalik itu? Jika otsus dilanjutkan maka, Penjajahaan penindasan, pembunuhan terus berlanjut.
Kalau kita berbicara soal Otsus berarti, papua mengatur sendiri termasuk kekayaan alamnya. Manusianya, Tanahnya, Rumahnya. Bangun itu tidak terjadi seperti yang saya pikirkan. Namun esensinya tidak sedemikian rupa.
Otsus sepertinya sama dengan Otda, hanya melahirkan raja-raja kecil di daerah. Rakyat yang katanya akan hidup lebih sejahtera, nyatanya dibiarkan berjuang sendirian untuk memperbaiki taraf perekonomiannya. Para pemimpin lah yang mengeruk keuntungan, tanpa perlu merasa malu apalagi berdosa
Maka, Masyarakat jangan perna bermimpi. Walaupun indonesia memberikan Otsus, infrastructure jalan & jembatan, Dana Dana desa Namun itu diberikan hanya untuk mempertankan kedaulatanya diatas tanah papua. Maka, papua yang damai, papua yang aman, sejathtra, & berkeadilan ada dalam papua yang berdaulat dan merdeka.
Rakyat papua perlu ketahui bahwa, selama ini yang menghambat proses perjuangan bangsa papua adalah salah satunya itu otsus. Karena, otsus itu selalu indonesia menggunakan argumen diplomasi didunia international bahwa, Papua sudah menentukan hak politic nya sehingga itu menghambat proses diplomasi kita didunia international. Oleh karena itu, Tahun 2020 seluruh lapisan masyarakat kita harus ambil sikap politic untuk mengembalikan otsus yang adalah merupakan Gula gula manis dari jakarta.
Oleh karena itu, Barang siapa yang berani" meminta agar masa otsus dilanjutkan/ meminta otsus plus dll berarti orang tersebut itu secara tidak langsun memberi pemerintah klonial terus menjajah, membunuh, & menghabiskan orang papua maka, orang tersebut itu ternyata dibalik dari aktor penjajah, pembunuh, penindas, dan lainnya.
Bagimna dengan janji" dari bapak gubernur? Apakah janji itu sebuah propoganda kebodohan pubic, supaya mencari sensasi dengan objekan Masalah papua agar Dananya ditambahkan? Ataukah? itu sikap politic yang keluarkan dari rahim penindasan? Jika itu benar" stekment-stakmen yang dikeluar dari lubuk hati yang paling dalam, berarti bagimna realisasinya? Jika aceh sudah menyeruhkan REFERENDUM bagimna dengan papua? Padahal kita punya riwayat penjajahan, pemerkosaan, penindasan yang sama? Kalau begitu? Mari kita satu hati, satu tujuan, satu komando, Menyatakan sikap untuk mengembalikan OTSUS dan menyeruhkan Referendum.
Karena, Ko mau DPR kah? Ko BUPATI kah? Ko PNS kah? Ko sebagai apa saja? Kita semua ini ibarat ikan puri yang ada dalam aqarium, tinggal tunggu waktu kapan kita dibunuh. Makanya, Mari kita sepakat boikot pemerintah, boikot sistim, KEMBALIKAN OTSUS. Karena jalan alternatif terahkir dalam menyelesaikan Masalah papua hanya melalui ( REFERENDUM IS THE BEST SOLUTION For West Papuans)
VIVA WEST PAPUA
VIVA GAM ACEH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar